Oleh : Andini Warih (Biologi 2007)
Assalamu’alaikum… aLooooha
 para pengunjung bazaar ilmu Al-Hayaat… Pada kesempatan kali ini saya 
akan memaparkan sebuah tulisan. Sebelumnya maaf ya bagi semua 
teman-teman karena saya telat mengirimkan artikel ini. hehehehe….
KISAH INI HANYA 
PIKTIP BELAKA APABILA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH DAN LOKASI KEJADIAN HAL 
TERSEBUT MERUPAKAN SUATU KETIDAKSENGAJAAN YANG DISENGAJA …
selamat menikmati.
#kasus 1
Saudagar Gibran 
(bukan nama sebenarnya) membangun vila megah dilereng bukit. 
Pemandangannya indah dan udaranya segar. di tempat lain beliau masih 
mempunyai dua buah villa lagi yang juga megah. (maklum tajir, hahaha….) 
Namun, belum tentu dua bulan sekali pak Gibran sempat menginap di salah 
satu vilanya karena ia sangat sibuuuuk sekali. Praktis villa tersebut 
sangat sepi. Sementara itu, Bang Oji (bukan nama sebenarnya) sekeluarga,
 orang yang dibayar untuk menunggu villa tersebut justru menikmati 
kemegahan bangunan dan kesegaran udaranya. Meskipun saudagar Gibran 
jarang sekali menikmati villanya, bahkan harus mengeluarkan uang untuk 
orang yang menungguinya, dia tetap puas dan bangga karena dia memiliki 
villa itu. Di rumahnya ada sepuluh mobil. Anggota keluarga saudagar 
Gibran hanya lima orang. Maka ada mobil yang jarang terpakai yaitu mobil
 yang paling mahal. Mobil mahal tersebut hanya dipakai pada acara-acara 
kehormatan saja. Meskipun jarang dipakai namun perawatan dan pajak 
membutuhkan biaya yang sangat besar, saudagar Gibran telah puas sebagai 
pemilik.
#kasus 2
Ada seorang 
petani tua, pak AduL namanya (bukan nama sebenarnya). Suatu hari, ia 
menanam pohon asam dan pohon mangga dikebunya dekat jalan. Waktu berlalu
 dan pohon itu dirawat dengan cermat. Tingkah laku Pak AduL yang aneh 
membuat heran saudagar Gibran yang lewat dengan kereta kencananya. Ia 
heran mengapa kenapa pohon yang baru akan berbuah dan memberikan hasil 
bertahun-tahun lamanya ditanam pak AduL? Bukankah pak AduL sudah bau 
tanah? (parah lo geb, hehoho…) Kenapa tidak menanam pohon yang siap 
dipanen dalam waktu dekat saja?
Coba cermati 
ucapan Pak AduL, ”Saya sekarang sudah bau tanah (bau banget duL!!!). 
Ketika pohon besar dan berbuah mungkin saya sudah meninggal, 
(ooooooh…..). Tetapi pohon itu akan tetap bermanfaat. Orang yang lewat 
bisa berteduh, anak-anak bisa bermain sambil memanjat dan memetik 
buahnya”. Nah, kepuasan pak AduL bukan karena memiliki melainkan karena 
dapat memberi.
Sahabatku, dari 
dua kasus diatas dapat kita lihat bahwa dalam hidup ini ada orang-orang 
yang puas karena memiliki dan menguasai tetapi ada orang-orang yang 
menemukan kepuasan karena dapat memberi. Berdasarkan hal tersebut 
orientasi manusia dapat dibedakan menjdi dua yaitu orientasi ”memiliki” 
dan orientasi ”menjadi”. Masing-masing memiliki dampak yang sangat 
berbeda. Ciri utama orientasi memiliki adalah cenderung melakukan setiap
 orang dan setiap hal menjadi miliknya. Memiliki berarti menguasai dan 
memperlakukan sesuatu sebagai objek. Segala sesuatu dibendakan atau 
diperlakukan seperti benda. Orang yang memiliki orientasi seperti ini 
tidak bisa hidup dengan dirinya sendiri karena bergantung pada 
simbol-simbol yang menjadi miliknya. Kepuasan saudagar Gibran ini hanya 
pada kepemilikannya bukan pemanfaatannya. Ketika miliknya hilang maka ia
 merasa eksistensinya juga hilang. Semakin banyak yang dimiliki maka ia 
akan semakin sombong dan apabila hanya sedikit yang dimiliki maka ia 
akan kuarng percaya diri.
Berbeda dengan orientasi memiliki (to have)
 pada orientasi menjadi ini mendorong orang melakukan aktivitas yang 
tumbuh dari dalam dirinya sendiri dengan tujuan yang jelas serta membawa
 perubahan yang berguna secara sosial. Sikap ini menuntun kita untuk 
membuang sikap memeningkan diri sendiri. Orientasi menjadi mengharuskan 
adanya memberi, membagi dan berkorban. Orientasi memiliki berarti jalan 
menurun sedangkan orientasi menjadi berarti jalan mendaki. Jalan mendaki
 adalah jalan pengorbanan untuk mencapai puncak tujuan sedangkan jalan 
menurun adalah jalan yang mudah dan menyenagkan karena menurut ego kita.
 Hayooo, berpikir sejenak dan pastikan kita termasuk yang mana, 
orientasi ”memiliki” atau orientasi ”menjadi” ya??? hmmmm…
Jika kita kembali
 apada ajaran agama maka apa-apa yang kita punya di dunia ini hanyalah 
milik Allah dan kepada-Nya lah semua akan dikembalikan.
CARILAH KEBAHAGIAAN DENGAN CARA MEMBAHAGIAKAN ORANG LAIN. CARILAH KESENANGAN DENGAN CARA MENYENANGKAN ORANG LAIN.
Mohon maaf ya kalu ada kesalahan karena sesunguhnya Yang Maha Benar hanyalah Allah…
Makasi yaaa…. nantika artikel saya berikutnya…
Aufwiedersehen….
”Wahai sahabatku,
 kuharap Allah akan memegangmu erat, malaikat akan menjagamu selalu 
tidak hanya membuatmu baik-baik tetapi agar kamu mendapat segala yang 
terbaik”. 
amiin….

0 comments:
Post a Comment