Oleh : Erlambang Aji (Mikrobiologi 2008)
Weits.. Artikel ini saya tulis setelah saya barhasil menonton film Sang Pemimpi. Kenapa saya menulis tentang pahlawan? Kenapa bukan tentang mimpi kita? Dari film tersebut saya belajar mengenai sebuah hal baru. Bagaimana peran seorang “pahlawan” dalam hidup kita agar dapat mewujudkan mimpi kita. Sekilas synopsis dari film tersebut. Haikal seorang anak dari sebuah daerah kecil yang belajar mengenai mimpi berkat seorang teman dekatnya yang bernama Arai. Arai adalah seorang anak yang tinggal disebuah hutan dan ditinggal mati oleh orang tuanya. Orant tua Haikal lalu merawat Arai seperti anaknya sendiri. Berbagai kenakalan dan hal-hal jenaka mengisi kehidupan mereka. Teman mereka di satu sekolah adalah Jimbron. Mereka selalu melewati kehidupan masa SMA nya bersama hingga suatu hari Arai dan Haikal memiliki mimpi untuk melihat dunia lebih luas. Mereka ingin menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana di kota dan melanjutkan pendidikan pasca sarjananya di luar negeri. Pahitnya kehidupan mereka lalui bersama dengan dukungan orang-orang disekitarnya dan orang tua mereka. Hingga akhirnya mereka berhasil lulus di sebuah universitas di kota dan melanjutkan mimpinya untuk kuliah di luar negeri. Lalu? Dimana bagian pahlawannya? Oke saya ceritakan di paragraph selanjutnya.
Dari kisah ini saya belajar. Dalam hidup kita diperlukan sebuah mimpi. Mimpi besar yang bahkan jika kita bayangkan “Bisa gitu saya kaya gitu?”. Tak perlu kehidupan monoton yang tak bergerak dari hari ke hari dalam hidup kita ini. Namun dalam proses pencapaian mimpi ini, kita tak luput dari bantuan orang-orang yang berada di sekitar kita. Pernahkah kalian berfikir bagaimana nasib kalian saat tidak ada seorang pun yang mensupport sebuah harapan kita? Hmmmm…. Lalu apa hubungannya dengan pahlawan? Bagi saya, merekalah pahlawan dalam kehidupan saya. Mereka yang selalu berada dalam kehidupan saya, memberi dukungan, serta ada saat kita susah. Mereka adalah cahaya penerang dalam kehidupan ini. Waw.. Kata-katanya… Namun kita tetap tak bisa melupakan Allah dan Rasulallah. Allah-lah yang memberikan kita rahmat sehingga kita bisa bertemu mereka dan hidup bersama mereka. Rasulul-lah yang membimbing kehidupan kita di dunia ini agar berada di jalan yang lurus dan benar. Saya sangat bersyukur atas keberadaan semua orang yang berada di sekitar saya dan selalu membantu kita semua. Ahahaha… Hal ini merupakan pelajaran baru bagi saya dimana kita wajib melihat secara luas keadaan kita dan sekitar kita.
Ada 3 pelajaran lain yang saya dapat dari film ini. Yang pertama adalah keberadaan orang tua kita. Diajarkan dalam film tersebut bagaimana peran orang tua kita dalam membantu kita menyekolahkan, dan mendukung mimpi-mimpi kita. Bagi Haikal, ayahnyalah ayah terhebat di dunia. Namun bagi saya, ayah saya adalah ayah yang terhebat. Bagaimana dia bisa bekerja senin-minggu. Dengan istirahat yang tidak seberapa, kegiatan sehari-harinya selalu dipenuhi hal-hal untuk keluarganya dan sangat bermanfaat bagi dirinya. Pasti bagi kalian para pembaca akan merasa bagaimana peran ayah dan ibu kalian semua. Pelajaran kedua adalah peran Zakiah Nurmala untuk Arai. Adanya Zakiah memberi warna yang lebih cerah dalam kehidupan Arai. Arai mampu mengisi hari-harinya lebih serius dan mampu menjalani kehidupan sekolahnya dengan sukses tentu tak lupu dari peran gadis ini yang menjadi tambatan hatinya. Cieh… Ahahaha…. Dan yang terakhir adalah pesan yang disampaikan Haikal saat dikelasnya. “Jiwa muda adalah jiwa yang berapi-api”. Kenapa kita bisa diam saja dalam menjalani hidup ini? Kita masih muda dan kita wajib berapi-api dalam menjalani kehidupan ini. Ahahaha… Silahkan menyaksikan sendiri kehebatan film dari adaptasi novel Andrea Hirata ini. Two tumbs up buat beliau
0 comments:
Post a Comment