Oleh : Hida (Biologi 2006)
Bukan tempat yang pas
Seorang lelaki
baru saja keluar dari rumahnya menuju pasar untuk membeli seekor
keledai. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang temannya yang
bertanya kepadanya tentang arah tujuannya berjalan.
Ia pun menjawab, “Saya akan ke pasar untuk membeli seekor keledai.”
Temannya berkata lagi, “Ucapkanlah insya Allah (jika Allah menghendaki)!
Lelaki itu pun
menjawab, “Bukan di sini tempat mengucapkan insya Allah. Uang untuk
membeli keldai sudah ada di saku bajuku, keledai yang akan kubeli sudah
ada di pasar. Jadi, rasanya tidak perlu saya mengucapkan insya Allah.”
Ketika sang
lelaki melanjutkan perjalanannya ke pasar, tanpa diduga uang di saku
bajunya dicuri oleh seseorang. Maka ia pun pulang ke rumahnya dalam
keadaan sangat sedih.
Di tengah
perjalanan, ia bertemu lagi dengan teman yang tadi menyapanya ketika ia
berangkat ke pasar. Melihat temannya bersedih, teman lelaki itu pun
bertanya, ”Apa yang terjadi sehingga membuatmua sedih?”
Sang lelaki itu pun menjawab, ”Uangku telah dicuri, insya Allah.”
Temannya menjawab, ”Bukan di situ tempatnya mengucapkan insya Allah.”
Diambil dari majalah Elfata edisi 12 vol. 8 2008
(Qoshashul ‘Arab, karya Ibrahim Syamsudin)
Gelisah karena banyak masalah?
Gelisah karena cinta tak berbalas?
Obati gelisah dan kecewamu dengan resep manjur ini!
Cinta Tak Kenal Gelisah
Gelisah dan
khawatir kalau tidak lulus ujian nasional atau lulus suatu mata kuliah.
Gelisah karena tak pernah dapat gebetan, alamat kelak susah jodoh.
Gelisah karena tak bisa tampil oke dan keren seperti temen-temen yang
ortunya tajir. Gelisah karena tak bisa komunikasi lancar dengan teman
dan guru. Gelisah karena uang saku yang diberikan ortu tak pernah naik
padahal semua kebutuhan sudah naik. Gelisah karena tampang diri cuma
pas-pasan. Gelisah karena perbuatan baikmu dan sikap cintamu tak pernah
berbekas dan berbalas. Seribu satu kegelisahan mungkin saja menyentuh
hatimu. Segera usir rasa gelisahmu!
LURUSKAN IMAN
Saat kamu selalu
gelisah, cobalah renungkan kembali keadaan jiwamu. Kamu akan menemukan
bahwa ada hal yang kurang dalam keimananmu pada Allah. Kenapa? Apa
hubungan antara kebenaran iman dengan kegelisahan? Baiklah, silakan buka
Al-Quran surat An-Nahl ayat ke-97.
“Barangsiapa yang
mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kam berikan kepadanya kehidupan yang baikdan
sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
Benar, seorang
yang beriman tidak akan lepas dari yang namanya ujian, kedudukan, cemas
dan segala yang tidak disukai oleh hati. Namun ia akan menjadi pribadi
yang berbeda dari orang lain yang beriman. Rasa cemas, kacau, risau,
dan cobaan akan selalu dihadapi dengan kelapangan dada oleh orang yang
beriman. Mengapa bisa begitu? Ya, karena ia mengetahui makan kesabaran,
pahala orang-orang yang sabar dan balasan yang akan ia terima dari
Allah.
Sebaliknya,
orang-orang yang belum beriman dengan benar , pasti akan menghadapi
musibah dengan kepanikan, kecemasan, keputusasaan, keluh kesah, dan
selalu gelisah. Akibatnya mengerikan. Orang seperti ini akan menderita,
tegang , atau didera ketakutan yang hebat. Ia tak pernah mengharapkan
pahala dari Allah. Demikian pula ia tak pernah takut pada siksa-Nya.
Kadang ia mengatakan ”Sabar….Sabar….” Tapi apalah arti kesabaran baginya
selain ungkapan keputusasaan, tak punya pengharapan dan tanpa keinginan
pahala dari Allah.
Nah, saat kamu
selalu gelisah, renungkan kembali apakah kamusudah memiliki sifat orang
beriman yang paham makna kesabaran itu? Sangat luar biasa gambaran orang
beriman seperti yang disampaikan Nabi Muhammmad S.A.W.
”Sungguh
mempesona urusan orang yang beriman. Semua urusannya adalah baik. Dan
hal itu tidak dimiliki oleh siapapun selain orang yang beriman. Jika
mendapat kesenangan ia bersyukur, maka hal itu menjadi baik baginya. Dan
jika dilanda kesusahan ia bersabar, maka hal itu menjadi baik baginya.”
Kamu selalu
gelisah?Perbaiki keimanan dan hubunganmu pada Allah. Pelajari lagi rukun
iman yang jumlahnya enam dengan benar. Kemudian kuatkan lagi keimanan
itu dengan mentadabburi Al-Quran dan mempelajari sabda Nabi. Kamu akan
semakin mengenal Allah dengan itu.
BERBUAT BAIK SAJA
”Aku memberinya
susu, ia malah membalasku air tuba!” Kamu mungkin pernah memberikan
kebaikan pada seseorang, namun ternyata orang yang kamu beri kebaikan
dan cinta malah membalasmu dengan jahat dan tidak mau mengakui
kebaikanmu. Kamu jadi kecewa. Memang terkadang hati kamu jadi sakit
karena balasan kejelekan dari orang yang telah kamu beri kebaikan.
Hatimu bisa dongkol, gelisah, susah, resah, dan geram, huuh…Makanya
sejak awal pancangkan dengan kokoh, niat berbuat kebaikan untuk meraih
ridho Allah saja. Bertekadlah untuk selalu berbuat baik kepada semua
orang siapapun mereka- tanpa pamrih. Dan jangan pernah menunggu ucapan
terima kasih dari siapapun. Praktekan saja yang diungkapkan hamba
beriman di dalam Al-Quran.
”Sesungguhnya
kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan
Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula ucapan
terima kasih.” (Al Insan:9)
Tak penting orang
lain mau membalas kebaikanmu atau tidak. Yang penting terus saja
berbuat baik tanpa henti, demi mengharap ridha Allah. Percayalah, hatimu
bakal jadi tenteram. Cinta yang indah tak kenal dengan gelisah.
Diambil dari majalah Elfata edisi 12 vol. 8 2008
0 comments:
Post a Comment