Oleh : Gita Dwi Lestari (Biologi 2006)
Bismillahirrohmanirrohim,,
Kekuasaan Allah Yang Maha Menghendakilah atas segala yang terjadi pada 
setiap diri. Sebaik atau seburuk apapun keadaan yang terjadi pada 
kehidupan kita, itu hanyalah suatu persepsi yang dimunculkan oleh 
pikiran. Setiap kejadian terjadi atas ijin-Nya untuk suatu alasan-Nya. 
Keluhan tak akan membuat keadaan lebih baik. Bisa jadi sesuatu yang 
tidak kita sukai adalah ketetapan yang Allah pilihkan untuk kita. 
Bukankah hikmah dibaliknya yang lebih baik, maka tidak ada alasan lain 
untuk tidak meminta petunjuk-Nya atas hikmah untuk semua kejadian 
tersebut. Kadangkala ujian membuat kabur akan maksud sebenarnya.
‘Orang yang bersabar menghadapi ujian, menerima semua ketentuan Allah 
dan bersabar atas semua kesulitan, maka Allah akan menampakkan 
kebaikannya. Tujuannya, agar selanjutnya ia bisa memahami kemaslahatan 
yang tersembunyi di balik itu.’ (dikutip dari La Tahzan)
Karena setap urusan berasal dari-Nya dan kembali pada-Nya, maka tak ada 
pilihan lain dalam menjalani hidup ini selain ikhlas atas ketetapan-Nya 
dan cukuplah Allah sebagai Penolong.
Tak jarang hati ini gusar saat sesuatu berjalan tak sesuai dengan harapan, maka carilah ketenangan bersama Rabb.
“Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hatimu akan tentram”
Pintu hikmah akan terbuka saat prasangka baik tertuju pada Allah.
“Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku maka berprasangkalah ia kepada-Ku sesukanya.”
Saat ketukan itu tidak cukup kuat untuk membuka pintu-Nya, Allah 
mempunyai jawabannya untuk waktu yang tepat. Bersabar adalah sikap yang 
diutamakan..
“Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (Az-Zumar:10)
Dari Ma’qal ibn Yasar, Rasulullah saw bersabda,’ Rabb kalian Yang 
MahaSuci lagi MahaTinggi  berfirman,”Wahai anak Adam, luangkanlah 
waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan isi hatimu dengan 
rasa kaya dan akan Aku penuhi tanganmu dengan rezeki. Wahai anak Adam, 
janganlah kalian menajuhi Aku, hingga Aku isi hatimu dengan kefakiran 
dan Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan.’
Astagfirullohal’adzim, barangkali kesibukan yang selama ini meliputi kita akibat kealpaan diri ini mendekat pada-Nya.

0 comments:
Post a Comment