Oleh : Soraya Mahani (Biologi 2007)
Berawal dari program yang terus-menerus
tidak berjalan karena suatu alasan yang cukup dapat dimaklumi. Kami,
Al-hayaat, akhirnya menyelenggarakan kegiatan ini. Kegiatan yang
didasarkan atas kepedulian sosial yang berlangsung semalam di Bulan Suci
Ramadhan, karena itu kami menamai kegiatan ini sebagai Ramadhan Dengan
Mereka. Kegiatan ini berlangsung di Ciroyom, yaitu di rumah singgah
sahaja. Targetnya adalah anak-anak jalanan yang tinggal di sekitar
Ciroyom. Dengan berbekal makanan buka dan sahur, kami bekerjasama dengan
kepala sekolah dan badan pengurus rumah singgah tersebut untuk
mengumpulkan anak-anak jalanan dan dapat berbagi cerita bersama selama
semalam.
Rumah singgah sahaja ini seperti gubug
kios yang terletak ditengah-tengah pasar Ciroyom dan dekat dengan rel
kereta api. Ukurannya hanya 2,5 x 3 meter dan beralaskan
tanah yang ditutup dengan terpal biasa. Rumah ini dilengkapi dengan
peralatan rumah seperti lemari untuk pakaian dan peralatan lain yang
mendukung kegiatan belajar.
Anak-anak jalanan ini bukan berasal dari
Ciroyom, melainkan pendatang dari berbagai kota di jawa Barat, jawa
Tengah, dan sumatera. Mereka tinggal di Ciroyom hanya untuk mengais
rezeki dari mengamen dan membantu para pedagang seperti membersihkan
tempat dagang dan mengangkat dagangan mereka. Penghasilan mereka dalam
sehari bisa mencapai 15.000 sampai 50.000. Tapi sayang nya mereka
gunakan uang tersebut untuk membeli lem, karena mereka memilki kebiasaan
menghirup lem. Dalam sehari mereka dapat menghabiskan 6-20 lem tanpa
atau dengan tetap menyantap makanan.
Mereka hanya anak-anak yang tak berdosa
yang dicampakkan dan diacuhkan oleh orang tua mereka. Umur mereka
berkisar antara 8 sampai 17 tahun dan mereka sudah lama tak merasakan
bangku sekolah. Dengan alasan ekonomi, kedua orang tua mereka
memberhentikan pendidikan dan menyuruh mereka untuk bekerja agar
kebutuhan hidup mereka dapat terpenuhi. Jika anak-anak jalanan tersebut
tidak membawa uang, maka mereka dimaki dan dipukuli oleh kedua orang tua
mereka. Inilah salah satu alasan mengapa mereka pergi dari rumah.
Selain itu, alasan lain mereka pergi karena orang tua mereka yang
menikah lagi dan mungkin pula mereka meiliki alasan – alasan lain yang
cukup membuat mereka tertekan.
Seperti Guntur yang bergemuruh ketika
malam tiba, saat mereka berbagi dengan kami tentang kehidupan mereka
yang serba kekurangan, haus kasih sayang dan kurangnya pendidikan.
Mungkin kami hanya bisa mendengarkan, mengasihani dan terharu dengan
semua jawaban pertanyaan yang kami lontarkan kepada mereka. Rasa syukur
membanjiri hati kami saat itu. Bersyukur atas segala karunia yang Allah
berikan dan kehidupan yang begitu indah, yang mungkin tak mereka
dapatkan. Namun, mereka tetap terlihat bahagia dengan kehidupan yang
mereka jalani. Dengan segala kekurangan dan keterbatasan mereka.
Begitu banyak pelajaran yang kami
dapatkan malam itu, semoga bukan hanya sekedar kunjungan yang hanya
berakhir dengan rasa syukur dan prihatin yang besar, melainkan dengan
keberlanjutan yang akan membuat perubahan dalam kehidupan mereka, karena
banyak hal yang harus dibenahi dari seluruh aspek kehidupan. Dari sisi
moral dan materi. Karena itu, butuh kekuatan, kerjasama, dan komitmen
yang besar untuk bisa membawa mereka ke arah yang lebih baik.
Dengan segala keterbatasan, kami akan
berusaha membantu mereka semampu kami. Semoga Allah menghimpun hati kami
dan memberikan kekuatan pada kami untuk bisa berbagi dengan mereka
dalam segala hal.
0 comments:
Post a Comment