سم الله الرحمن الرحيم
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia" (QS. An-Nahl : 68)
Teman-teman semua, sebenarnya banyak sekali pelajaran yang dapat diambil dari lebah. Mungkin selama ini kita tidak menyadari bahwa dari perilaku lebah terkandung nilai-nilai yang sangat dalam bila kita pelajari (kenapa malah membicarakan nilai sih?). Mau tau nilai-nilainya? Yuk mari kita simak berikut ini :
1. Lebah hinggap di tempat yang bersih dan menyerap hanya yang bersih.
Lebah hanya hinggap di tempat-tempat pilihan. Dia sangat berbeda dengan lalat yang senang di tempat-tempat kotor. Lebah hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat bersih lainnya yang mengandung bahan madu atau nektar.
Begitulah pula sifat seorang mukmin. Allah swt. berfirman:
"Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu." (Al-Baqarah: 168)
2. Mengeluarkan yang bersih.
Kita semua tentu mengetahui zat penting yang dapat dihasilkan oleh lebah, yaitu madu yang sangat dikenal karena berfungsi untuk kesehatan dan membantu menyembuhkan penyakit. Akan tetapi, sesungguhnya dari organ tubuh manakah madu dikeluarkan? Itulah salah satu keistimewaan lebah. Lebah produktif dengan kebaikan, bahkan dari organ tubuh yang pada binatang lain merupakan najis. Baru-baru ini, ditemukan pula produk lebah selain madu yang juga mempunyai khasiat tertentu untuk kesehatan. Produk apakah itu? AIR LIUR.
Seorang mukmin haruslah menjadi orang yang produktif dengan kebajikan. Allah berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan." (Al-Hajj: 77)
Al-khair adalah kebaikan atau kebajikan. Akan tetapi al-khair dalam ayat di atas bukan merujuk pada kebaikan dalam bentuk ibadah ritual. Sebab, perintah ke arah ibadah ritual sudah terwakili dengan kalimat “rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu” (irka’u, wasjudu, wa’budu rabbakum). Al-khair di dalam ayat itu justru bermakna kebaikan atau kebajikan yang buahnya dirasakan oleh manusia dan makhluk lainnya.
3. Tidak pernah merusak
Lebah tidak suka merusak ataupun mematahkan bunga, ranting, apalagi pohon yang dihinggapinya. Begitu juga seharusnya seorang mukmin. Seorang mukmin tidak pernah melakukan perusakan dalam hal apa pun. Bahkan dia selalu melakukan perbaikan-perbaikan dengan cara-cara yang tepat, salah satunya dengan berdakwah. Seorang mukmin juga harus berani mencegah dan menghentikan kezaliman.
4. Bekerja keras
Lebah adalah pekerja keras. Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat "menetas"), lebah pekerja membersihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari ia memberi makan larva, dengan membawakan serbuk sari madu. Subhanallah, hari-harinya dipenuhi dengan semangat berkarya dan beramal. Bukankah Allah pun memerintahkan kita untuk bekerja keras? Hal ini dijelaskan dalam firman Allah :
"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain." (Alam Nasyrah: 7)
5. Bekerja secara kelompok dan tunduk pada satu pimpinan
Lebah hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Pembagian kerja yang dilakukan sangat baik dan efektif. Ketika mereka mendapatkan sumber sari madu, mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan
feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk mengundang teman-temannya agar membantu dirinya. Itulah seharusnya sikap orang-orang beriman. "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (Ash-Shaff: 4)
6. Tidak pernah melukai kecuali diganggu
Lebah tidak pernah memulai menyerang. Ia akan menyerang hanya manakala merasa terganggu atau terancam. Dan untuk mempertahankan "kehormatan" umat lebah itu, mereka rela mati dengan melepas sengatnya di tubuh pihak yang diserang. Sikap seorang mukmin juga harus seperti itu, yaitu tidak mencari-cari musuh, tetapi ketika kehormatan kita diancam, maka kita harus siap untuk membelanya. Karena kehormatan sebagai seorang muslim dan mukmin harus kita jaga sampai kapan pun.
Teman-teman, ternyata banyak sekali hikmah yang dapat diambil dari kehidupan lebah. Hikmah tersebut perlu kita renungi untuk perbaikan diri kita. Apakah kita sudah berusaha untuk mengimplementasikan hikmah-hikmah tersebut? Hanya diri masing-masing dan Allah yang tahu.
Semoga kisah lebah ini dapat menginspirasi kita untuk terus lebih baik sebagaimana seorang muslim dan mukmin semestinya. Sehingga kita bisa menjadi muslim dan mukmin yang lebih baik sebagaimana yang diperintahkan Allah dan dicontohkan Rasulullah. Aamiin.
Wallahu a'lam bishshawab.
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."
(QS.Al Insyirah:5-6)
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bersambung ke BCL Season 2 ...
Daftar Pustaka
Muhammad, Arya. 2009. Hikmah Sang Lebah Madu. arya-muhamad.blogspot.com/2009/08/hikmah sang-lebah-madu.html. Diakses pada tanggal 24 Mei 2011.
Ozzan, 2007.Jadilah Seperti Lebah. http://bacaanhikmah.blogspot.com/2007/05/jadilah-seperti-lebah.html. Diakses pada tanggal 24 Mei 2011.
Anonim1, 2010. Dakwatuna.com. Diakses pada tanggal 24 Mei 2011.
Anonim2.2010. Keajaiban Lebah Madu. www.harunyahya.com/indo/buku/pesona02.htm. Diakses pada tanggal 24 Mei 2011.
0 comments:
Post a Comment