Dalam minggu ini kita
umat muslim akan merayakan Hari Raya ‘Idul
Adha atau disebut juga Idul ‘Qurban.
Di dalamnya terdapat suatu syariat ibadah yang utama, yaitu berqurban. Qurban dalam bahasa arab
adalah Al-Udh-hiyah yang artinya hewan
ternak yang disembelih pada hari ‘Idul
Adha dan hari tasyrik dalam
rangka mendekatkan diri kepada Allah karena datangnya hari raya tersebut. (Al-Wajiz, hal. 405 dan Shahih Fiqih Sunnah II:366). Sebuah ayat
yang menjadi pertanda disyariatkannya ibadah qurban adalah firman Allah Ta’ala:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Artinya: “Maka
dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah.” (Qs. Al Kautsar: 2)
Di antara tafsiran
ayat ini adalah “berqurbanlah pada hari raya Idul Adha (yaumun nahr)”. Tafsiran ini diriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Tholhah
dari Ibnu ‘Abbas, juga menjadi pendapat ‘Atho’, Mujahid dan jumhur (mayoritas)
ulama. (Lihat Zaadul Masiir, Ibnul
Jauzi, 6/195, Mawqi’ At Tafaasir)
Para ulama berbeda pendapat akan hukum
berqurban. Ada yang bilang wajib (bagi
yang mampu) dan ada yang bilang sunnah
(muakkadah). Namun, jika dijabarkan semua dalil, menunjukkan bahwa masing-masing
pendapat sama kuat. Sebagian ulama memberikan jalan keluar dari perselisihan
dengan menasihatkan, “…selayaknya bagi
mereka yang mampu, tidak meninggalkan berkurban. Karena dengan berkurban akan
lebih menenangkan hati dan melepaskan tanggungan, wallahu a'lam.” (Tafsir Adwa'ul bayan, hal. 1120).
Banyak hikmah penting dari berkurban yang seharusnya bisa didapatkan
oleh kaum muslimin yang sayang sekali jika dilewatkan, yaitu:
1. Salah satu
bentuk ibadah yang utama dalam ajaran Islam.
2. Bersyukur
kepada Allah atas nikmat hayat (kehidupan) yang diberikan.
3. Mengingat
kesabaran Nabi Ibrahim dan Isma’il ‘alaihimas
salam dalam melakukan ketaatan kepada Allah. Pengorbanan seperti inilah
yang menyebabkan lepasnya cobaan sehingga Isma’il pun berubah menjadi seekor
domba.
4. Ibadah
qurban lebih baik daripada bersedekah dengan uang yang setara dengan hewan
qurban. (Lihat Shahih Fiqih Sunnah,
2/379).
Melampaui
Bill Gates
Siapa yang tidak
kenal Bill Gates, trillyuner yang punya microsoft
itu. Tercatat dia meraih predikat orang terkaya dunia 16 kali berturut-turut!
1995-2009. Sampai sekarang 2012, kekayaannya mencapai US$ 61 milyar atau setara
dengan Rp 585.600.000.000.000. Dan taukah Anda? Bahwa sekarang ia telah
berfokus pada kegiatan sosial dan meninggalkan pekerjaan utamanya di Microsoft. Tercatat bahwa lebih dari
setengah kekayaannya pada 2007 telah disumbangkan pada yayasan sosial
rintisannya (Bill & Mellinda Gates
Foundation), yaitu US$ 36 milyar. (http://www.therichest.org) MasyaAllah!
Apalah kita ini! Bekerja
seumur hidup pun mungkin tidak akan mampu mencapai besarnya sumbangan dia,
apalagi kekayaannya. MasyaAllah. Tapi taukah Anda? Kita bisa menandinginya,
kita diberi kelebihan. Yaitu, kita adalah seorang Muslim. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
Artinya: “Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus. …” (Qs. Al Bayyinah: 5).
Ayat itu menjelaskan
bahwa amal sesorang tidak akan diterima sebelum dia bertauhid alias ber-Islam.
Ini artinya infaq Rp 1.000 kita lebih
bernilai di sisi Allah daripada Rp 345.600.000.000.000nya Bill Gates!
MasyaAllah. Apalagi berqurban kan? So, apalagi yang ditunggu?
Sumber: Al-Qur’an, As-Sunnah, Kitab Ulama, dan Media
0 comments:
Post a Comment