Syaikh Abdurrahman bin Qasim An Najdi rahimahullah mengatakan,
“Amal adalah buah dari ilmu. Ilmu itu dicari demi mencapai sesuatu yang lain.
Fungsi ilmu ibarat sebatang pohon, sedangkan amalan seperti buahnya.
Maka setelah mengetahui ajaran agama Islam seseorang harus menyertainya dengan amalan. Sebab orang yang berilmu akan tetapi tidak beramal dengannya lebih jelek keadaannya daripada orang bodoh.
Di dalam hadits disebutkan,
“Orang yang paling keras siksanya adalah seorang berilmu dan
tidak diberi manfaat oleh Allah dengan sebab ilmunya.”
Orang semacam inilah yang termasuk satu di antara tiga orang
yang dijadikan sebagai bahan bakar pertama-tama untuk menyalakan api neraka.
Di dalam sebuah sya’ir dikatakan,
Orang alim yang tidak mau mengamalkan ilmunya
Mereka akan disiksa sebelum disiksanya para penyembah berhala.
(lihat Hasyiyah Tsalatsatul Ushul, hal. 12)
Ancaman Bagi Orang yang Berilmu Tapi Tidak Beramal
---------------------------------------------------------------
Syaikh Nu’man bin Abdul Karim Al Watr mengatakan,
“Di dalam al-Qur’an Allah ta’ala sering sekali menyebutkan amal shalih beriringan dengan iman. Allah juga mencela orang-orang yang mengatakan apa-apa yang mereka tidak kerjakan. Dan Allah mengabarkan bahwa perbuatan seperti itu sangat dimurkai-Nya.
Allah berfirman (yang artinya),
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kalian mengatakan apa yang tidak kalian kerjakan. Sungguh besar kemurkaan di sisi Allah karena kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian kerjakan.” (QS. Ash Shaff [61]: 2-3)
***
Di dalam shahih Bukhari dan Muslim diriwayatkan hadits Usamah bin Zaid, dia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Pada hari kiamat nanti akan ada seseorang yang didatangkan kemudian dilemparkan ke dalam neraka. Isi perutnya terburai, sehingga ia berputar-putar sebagaimana berputarnya keledai yang menggerakkan penggilingan.
Penduduk neraka pun berkumpul mengerumuninya. Mereka bertanya,
‘Wahai fulan, apakah yang terjadi pada dirimu? Bukankah dahulu engkau memerintahkan kami untuk berbuat kebaikan dan melarang kami dari kemungkaran?’.
Dia menjawab, ‘Dahulu aku memerintahkan kalian berbuat baik akan tetapi aku tidak mengerjakannya. Dan aku melarang kemungkaran sedangkan aku sendiri justru melakukannya’.”
(Ayumi, 2012a)
0 comments:
Post a Comment